Oleh : Ust. Muhammad Thalib Al Yamani (Amir Majelis Mujahidin),
Saat meliput aksi bubarkan Syiah di beberpa tempat di
Jakarta, arrahmah.com mendapati beberapa aparat kepolisian yang tercengang
mendengarkan orasi para ustadz yang membeberkan bahwa Syiah bukan Islam.
Saat itu para ustadz menjelaskan beberapa fakta dan data
dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta Syiah. Antara lain syahadat orang
Syiah, rukun Islam orang Syiah, rukun iman agama Syiah, Al Qurannya, sikap
mereka kepada istri Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam, dan para sahabat
hingga nikah mutah. Semuanya berbeda dengan ajaran agama Islam.
“Wah bahaya juga ya Syiah,” ujar salah seorang polisi yang
sembari bertugas menjaga aksi, menyimak uraian seorang ustadz tentang nikah
mut’ah....
Sekelumit gambaran ini menunjukkan mayoritas masyarakat
Islam Indonesia khususnya, tidak mengetahui kesesatan dan bahaya Syiah. Bahkan
kaum Muslimin kebanyakan masih menganggap Syiah adalah Islam. Tentunya hal ini
berbahaya.
Untuk itu pada kesempatan kali ini redaksi menurunkan
tulisan Amir Majelis Mujahidin Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani yang dengan
gamblang menjelaskan 17 doktrin Syiah yang mereka sembunyikan. Membongkar
kesesatan Syiah dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta mereka. Hal ini
sangat membahayakan aqidah kaum Muslimin. Semoga bermanfaat, insaya Allah.
Ada tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka
sembunyikan dari kaum Muslimin sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan
Syi’ahnya) sebagai berikut.
Dunia dengan
seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia ini
kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendakinya
(al-Kulainî, Ushûlul Kâfi, hlm. 259, cet. India).
Jelas doktrin
semacam ini bertentangan dengan firman Allah Subhânahu wata’âlâ, surat al-A’râf
[7]: 128: “Sesungguhnya bumi ini semua milik Allah, dan diwariskan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Kepercayaan Syi’ah di atas
menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam dengan Allah dan doktrin ini
merupakan akidah syirik.
‘Ali bin Abî
Thâlib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat
yang pertama dan terakhir, yang zhahir dan yang batin sebagaimana termaktub
dalam surat al-Hadîd [57]: 3: “Allah lah yang ada sebelum yang lain ada, yang
tetap kekal setelah yang lain musnah, yang tampak ciptaan-Nya, dan yang tidak
tampak Dzat-Nya.” (Rijâlul Kashi hlm. 138).
Doktrin semacam
ini jelas merupakan kekafiran Syi’ah yang berdusta atas nama Khalifah ‘Ali bin
Abî Thâlib. Dengan doktrin semacam ini Syi’ah menempatkan ‘Ali sebagai Tuhan.
Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi’ah terhadap kaum Muslimin dan
kesucian akidahnya.
Para imam Syi’ah
merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat
bagi para hamba Allah (Ushûlul Kâfi hlm. 83).
Amirul Mukminin
‘Ali bin Abî Thâlib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan
surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya,
mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci
yang pernah terjadi dahulu maupun yang gaib (Ushûlul Kâfi hlm. 84).
Keinginan para
imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushûlul Kâfi hlm. 278).
Para imam Syi’ah
mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat
kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu, maka tentu
ia tidak berhak menjadi imam (Ushûlul Kâfi hlm. 158).
Para imam
mengetahui apa pun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja
bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal gaib sebagaimana
yang Allah ketahui (Ushûlul Kâfi hlm. 193).
Allah itu bersifat
bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi, para imam
Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushûlul Kâfi hlm.
40). Menurut al-Kulainî, Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin ‘Ali akan mati
terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu, karena itu Tuhan membuat
ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, imam Syi’ah telah
mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu, menurut doktrin Syi’ah, Allah
bersifat bada’ (Ushûlul Kâfi hlm. 232).
Para imam Syi’ah
merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam bersifat
maksum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa).
Allah menyuruh manusia untuk menaati imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya,
dan mereka menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi
(Ushûlul Kâfi hlm. 165).
Para imam Syi’ah
sama dengan Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam (Ibid).
Yang dimaksud para
imam Syi’ah adalah ‘Ali bin Abî Thâlib, Husein bin ‘Ali, Hasan bin ‘Ali, dan
Muhammad bin ‘Ali (Ushûlul Kâfi hlm. 109).
Al-Qur’an yang ada
sekarang telah berubah, dikurangi, dan ditambah (Ushûlul Kâfi hlm. 670). Salah
satu contoh ayat al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat al-Qur’an
an-Nisâ’ [4]: 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Yâ ayyuhalladzîna ûwtul
kitâba âminû bimâ nazzalnâ fî ‘Aliyyin nûranmubînan“. (Fashlul Khithâb, hlm.
180)
Menurut Syi’ah,
al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang
tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushûlul Kâfi hlm. 671)
Menyatakan bahwa
Abû Bakar, ‘Umar, Utsman bin Affan, Muâwiyah, ‘Aisyah, Hafshah, Hindûn, dan
Ummul Hakâm adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi; mereka ini adalah
musuh-musuh Allah. Barangsiapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah
sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi’ah (Haqqul Yâqîn
hlm. 519 oleh Muhammad Baqîr al-Majlisî).
Menghalalkan nikah
mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah empat
kali derajatnya sama tingginya dengan Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alayhi
wasallam (Tafsîr Minhajush Shâdiqîn hlm. 356, oleh Mullah Fathullah Kasanî).
Menghalalkan
tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata
mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya, “Wahai Muhammad, kumpulilah
budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi
kepadaku” (Al-Istibshar III hlm. 136 oleh Abû Ja’far Muhammad Hasan ath-Thûsî).
Rasulullah dan
para shahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi, sebelum hari
kiamat, akan datang dan dia membongkar kuburan Abû Bakar dan ‘Umar yang ada di
dekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan, kedua orang ini akan disalib.
(Haqqul Yaqîn hlm. 360 oleh Mulla Muhammad Baqîr al-Majlisî).
Ketujuh belas doktrin Syi’ah di atas, apakah dapat dianggap
sebagai aqidah Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi
wasallam dan dipegang teguh oleh para shahabat serta kaum Muslimim yang hidup
sejak zaman tabi’in hingga sekarang? Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah
itu bagian dari umat Islam? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang
tidak mengafirkan akidah Syi’ah ini, maka dia termasuk kafir.
Kitab-kitab tersebut di atas adalah kitab-kitab induk atau
rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab Hadis Imam
Bukhârî, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasâ’i, Tirmidzî, Abû Dawud, dan Ibnu Majah
bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, dengan tegas harus ditolak upaya-upaya
untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya
berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip.
Syi’ah Zaidiyah sebagai golongan Syi’ah yang dekat dengan
Ahlus-Sunnah sebenarnya tidak ada. Karena Zaid bin Zainul Abidin bin Husain di
masa hidupnya menolak dijadikan Imam oleh golongan Syi’ah. Maka doktrin Syi’ah
Zaidiyah yang diatas namakan Zaid bin Zainul Abidin bin Husain adalah doktrin
dusta. (Naasikhut-Tawaarih juz 2 hal 590, oleh Mirza Taqii Khan)
dikutip dari Arrahmah.com
dikutip dari Arrahmah.com
Saat meliput aksi bubarkan Syiah di beberpa tempat di Jakarta, arrahmah.com mendapati beberapa aparat kepolisian yang tercengang mendengarkan orasi para ustadz yang membeberkan bahwa Syiah bukan Islam.
Saat itu para ustadz menjelaskan beberapa fakta dan data dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta Syiah. Antara lain syahadat orang Syiah, rukun Islam orang Syiah, rukun iman agama Syiah, Al Qurannya, sikap mereka kepada istri Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam, dan para sahabat hingga nikah mutah. Semuanya berbeda dengan ajaran agama Islam.
“Wah bahaya juga ya Syiah,” ujar salah seorang polisi yang sembari bertugas menjaga aksi, menyimak uraian seorang ustadz tentang nikah mut’ah.
Sekelumit gambaran ini menunjukkan mayoritas masyarakat Islam Indonesia khususnya, tidak mengetahui kesesatan dan bahaya Syiah. Bahkan kaum Muslimin kebanyakan masih menganggap Syiah adalah Islam. Tentunya hal ini berbahaya.
Untuk itu pada kesempatan kali ini redaksi menurunkan tulisan Amir Majelis Mujahidin Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani yang dengan gamblang menjelaskan 17 doktrin Syiah yang mereka sembunyikan. Membongkar kesesatan Syiah dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta mereka. Hal ini sangat membahayakan aqidah kaum Muslimin. Semoga bermanfaat, insaya Allah.
Ada tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum Muslimin sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan Syi’ahnya) sebagai berikut.
Kitab-kitab tersebut di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab Hadis Imam Bukhârî, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasâ’i, Tirmidzî, Abû Dawud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, dengan tegas harus ditolak upaya-upaya untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip.
Syi’ah Zaidiyah sebagai golongan Syi’ah yang dekat dengan Ahlus-Sunnah sebenarnya tidak ada. Karena Zaid bin Zainul Abidin bin Husain di masa hidupnya menolak dijadikan Imam oleh golongan Syi’ah. Maka doktrin Syi’ah Zaidiyah yang diatas namakan Zaid bin Zainul Abidin bin Husain adalah doktrin dusta. (Naasikhut-Tawaarih juz 2 hal 590, oleh Mirza Taqii Khan)
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/17-doktrin-syiah-disembunyikan-kaum-muslimin.html#sthash.QnasZ6xT.dpuf
Saat itu para ustadz menjelaskan beberapa fakta dan data dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta Syiah. Antara lain syahadat orang Syiah, rukun Islam orang Syiah, rukun iman agama Syiah, Al Qurannya, sikap mereka kepada istri Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam, dan para sahabat hingga nikah mutah. Semuanya berbeda dengan ajaran agama Islam.
“Wah bahaya juga ya Syiah,” ujar salah seorang polisi yang sembari bertugas menjaga aksi, menyimak uraian seorang ustadz tentang nikah mut’ah.
Sekelumit gambaran ini menunjukkan mayoritas masyarakat Islam Indonesia khususnya, tidak mengetahui kesesatan dan bahaya Syiah. Bahkan kaum Muslimin kebanyakan masih menganggap Syiah adalah Islam. Tentunya hal ini berbahaya.
Untuk itu pada kesempatan kali ini redaksi menurunkan tulisan Amir Majelis Mujahidin Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani yang dengan gamblang menjelaskan 17 doktrin Syiah yang mereka sembunyikan. Membongkar kesesatan Syiah dari kitab-kitab yang ditulis para pendeta mereka. Hal ini sangat membahayakan aqidah kaum Muslimin. Semoga bermanfaat, insaya Allah.
Ada tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum Muslimin sebagai langkah taqiyyah (menyembunyikan Syi’ahnya) sebagai berikut.
- Dunia
dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan
memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari
siapa yang dikehendakinya (al-Kulainî, Ushûlul Kâfi, hlm. 259, cet. India).
Jelas doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah Subhânahu wata’âlâ, surat al-A’râf [7]: 128: “Sesungguhnya bumi ini semua milik Allah, dan diwariskan-Nya kepada siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Kepercayaan Syi’ah di atas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam dengan Allah dan doktrin ini merupakan akidah syirik.
- ‘Ali
bin Abî Thâlib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan
sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang zhahir dan yang batin
sebagaimana termaktub dalam surat al-Hadîd [57]: 3: “Allah
lah yang ada sebelum yang lain ada, yang tetap kekal setelah yang lain
musnah, yang tampak ciptaan-Nya, dan yang tidak tampak Dzat-Nya.” (Rijâlul Kashi hlm. 138).
Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi’ah yang berdusta atas nama Khalifah ‘Ali bin Abî Thâlib. Dengan doktrin semacam ini Syi’ah menempatkan ‘Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi’ah terhadap kaum Muslimin dan kesucian akidahnya.
- Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushûlul Kâfi hlm. 83).
- Amirul
Mukminin ‘Ali bin Abî Thâlib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah
dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak
diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk,
mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun
yang gaib (Ushûlul Kâfi hlm. 84).
- Keinginan para imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushûlul Kâfi hlm. 278).
- Para
imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang
menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal
semacam itu, maka tentu ia tidak berhak menjadi imam (Ushûlul Kâfi hlm. 158).
- Para
imam mengetahui apa pun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan
menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka
mengetahui hal gaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushûlul Kâfi hlm. 193).
- Allah
itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi.
Akan tetapi, para imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang
belum terjadi (Ushûlul Kâfi hlm. 40). Menurut al-Kulainî, Allah
tidak mengetahui bahwa Husein bin ‘Ali akan mati terbunuh. Menurut
mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu, karena itu Tuhan membuat ketetapan
baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, imam Syi’ah telah
mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu, menurut doktrin
Syi’ah, Allah bersifat bada’ (Ushûlul Kâfi hlm. 232).
- Para imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam bersifat maksum
(bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa).
Allah menyuruh manusia untuk menaati imam Syi’ah, tidak boleh
mengingkarinya, dan mereka menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah
atas langit dan bumi (Ushûlul Kâfi hlm. 165).
- Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah Shallallâhu ‘alayhi wasallam (Ibid).
- Yang dimaksud para imam Syi’ah adalah ‘Ali bin Abî Thâlib, Husein bin ‘Ali, Hasan bin ‘Ali, dan Muhammad bin ‘Ali (Ushûlul Kâfi hlm. 109).
- Al-Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi, dan ditambah (Ushûlul Kâfi
hlm. 670). Salah satu contoh ayat al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya
yaitu ayat al-Qur’an an-Nisâ’ [4]: 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Yâ ayyuhalladzîna ûwtul kitâba âminû bimâ nazzalnâ fî ‘Aliyyin nûranmubînan“. (Fashlul Khithâb, hlm. 180)
- Menurut
Syi’ah, al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu
ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushûlul Kâfi hlm. 671)
- Menyatakan
bahwa Abû Bakar, ‘Umar, Utsman bin Affan, Muâwiyah, ‘Aisyah, Hafshah,
Hindûn, dan Ummul Hakâm adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi;
mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Barangsiapa yang tidak memusuhi
mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan
imam-imam Syi’ah (Haqqul Yâqîn hlm. 519 oleh Muhammad Baqîr al-Majlisî).
- Menghalalkan nikah mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah empat kali derajatnya sama tingginya dengan Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alayhi wasallam (Tafsîr Minhajush Shâdiqîn hlm. 356, oleh Mullah Fathullah Kasanî).
- Menghalalkan
tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya.
Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya, “Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku” (Al-Istibshar III hlm. 136 oleh Abû Ja’far Muhammad Hasan ath-Thûsî).
- Rasulullah
dan para shahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi,
sebelum hari kiamat, akan datang dan dia membongkar kuburan Abû Bakar
dan ‘Umar yang ada di dekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan,
kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqîn hlm. 360 oleh Mulla Muhammad Baqîr al-Majlisî).
Kitab-kitab tersebut di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab Hadis Imam Bukhârî, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasâ’i, Tirmidzî, Abû Dawud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, dengan tegas harus ditolak upaya-upaya untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip.
Syi’ah Zaidiyah sebagai golongan Syi’ah yang dekat dengan Ahlus-Sunnah sebenarnya tidak ada. Karena Zaid bin Zainul Abidin bin Husain di masa hidupnya menolak dijadikan Imam oleh golongan Syi’ah. Maka doktrin Syi’ah Zaidiyah yang diatas namakan Zaid bin Zainul Abidin bin Husain adalah doktrin dusta. (Naasikhut-Tawaarih juz 2 hal 590, oleh Mirza Taqii Khan)
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/17-doktrin-syiah-disembunyikan-kaum-muslimin.html#sthash.QnasZ6xT.dpuf
Oleh Ustadz
Muhammad Thalib Al Yamani (Amir Majelis Mujahidin) - See more at:
http://www.arrahmah.com/kajian-islam/17-doktrin-syiah-disembunyikan-kaum-muslimin.html#sthash.QnasZ6xT.dpuf
Ustadz
Muhammad Thalib Al Yamani (Amir Majelis Mujahidin) - See more at:
http://www.arrahmah.com/kajian-islam/17-doktrin-syiah-disembunyikan-kaum-muslimin.html#sthash.QnasZ6xT.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar